Cari Blog Ini

Kamis, 22 Maret 2012

Seminar Nsional

PENULISAN KARYA ILMIAH
Oleh : Drs. Sanusi, M.Pd.
Disampaikan pada Seminar Nasional, IKIP PGRI Madiun, 17 Januari 2010

Menulis adalah kegiatan yang memberdayakan diri sendiri dan orang lain. Karena ide, pemikiran, hal baru, sejarah, cerita dapat disampaikan kepada orang lain secara lebih luas melalui media salah satunya adalah tulisan. Kesempatan besar untuk menyebarkan ide dan pemikiran perlu didukung dengan kemampuan menuliskan dan menyampaikan dalam bentuk tulisan secara baik. Hal ini berarti ide yang tertulis dapat ditangkap, dan dimengerti oleh audiens yang dituju. Ide dan pemikiran yang dicurahkan dalam tulisan perlu ditetapkan tujuannya, baik itu tujuan menulis, dan kepada siapa tulisan ini ditujukan. Dengan demikian, penggunaan bahasa, istilah, dan ide yang akan disampaikan harus sesuai.
Mahasiswa selayaknya terlatih untuk menulis sejak sekolah dasar dan menengah. Bekal ini akan berguna di bangku kuliah ketika mereka dituntut melakukan analisis, dan berpikir kritis. Hasil pengamatan dan analisis kemudian dituangkan dalam tulisan yang bersifat ilmiah. Memang ada jenis tulisan yang tidak ilmiah, tetapi dalam kerangka akademik, mahasiswa diberdayakan untuk menulis karya tulis ilmiah. Dalam proses menuliskan karya ilmiah beberapa hal yang sering kali menjadi tantangan besar adalah mendapatkan ide tulisan, menentukan permasalahan yang akan dianalisis dan diselesaikan, menggunakan istilah yang tepat, membangun kalimat dan memanfaatkan tampilan visual yang menyatu dengan tulisan.
Pertanyaan yang harus dijawab, Apakah karya tulis ilmiah itu?, Secara garis besar karya tulis ilmiah dapat diartikan sebagai karya tulis (tulisan) tentang ilmu pengetahuan yang disusun menurut tata tulis tertentu. Banyak orang merasa bahwa menulis itu sangat menbosankan, sebab mereka merasa bahwa menulis itu merupakan pekerjaan yang sia-sia, akan tetapi mulai sekarang mari kita hilangkan perasaan itu sebab banyak cara untuk membuat anda tertarik akan menulis.
Tidak ada yang menangkal bahwa menulis adalah sesuatu yang penting, sebab tulisan dapat mengungkapkan pesan menulis, dan mengekspose pikiran-pikiran serta gagasan-gagasannya. Keterampilan menulis mutlak sangat diperlukan untuk menulis diktat, rekomendasi, bulletin, pamflet, koran, majalah dan sebagainya. Tetapi tidak sedikit orang yang enggan menulis dengan dalih kesulitan, atau menganggap bahwa menulis adalah hobi dan bakat yang tidak dimiliki oleh setiap orang. Seorang penulis terkemuka berkata, “Jika ada penulis besar mengatakan bahwa menulis adalah bakat, maka penulis yang lain mengatakan bahwa faktor bakat sesungguhnya hanya berperan 10% segi keterampilan menulis. Sedangkan 90% lainnya merupakan hasil dari latihan menulis yang dilakukan dengan tekun dan tidak mengenal lelah.”
Akhir-akhir ini sering kita temui banyak teman-teman guru, para mahasiswa yang masih banyak belum mengetahui sistematika penulisan karya tulis ilmiah. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, mari kita bersama-sama mempelajari bagaimanakah sistematika penulisan karya tulis ilmiah itu. Semoga dalam kesempatan ini dapat bermanfaat untuk teman-teman guru di seluruh Indonesia yang saat ini hendak mengusulkan dirinya untuk naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi.
Kadang kala kita sering bingung bagaimana cara menulis sebuah karya tulis.Hal tersebutlah yang membuat kita jadi malas untuk menulis. Akan, tatapi mulai sekarang anda jangan khawatir sebab mulai sekarang akan sama-sama kita pelajari bagaimana cara penulisan sebuah karya tulis yang baik dan benar.
Ilmu pengetahuan hampir selalu terkait dengan penelitian yang dapat disampaikan melalui karya tulis ilmiah, sedang bentuk karya tulis kadang seperti suatu karangan yang dibedakan :
Emotive prose (karya sastra) Fiksi (cerita)
Karangan
Scientific prose (karya tulis ilmiah) Non fiksi (bukan cerita)

A. Bentuk-bentuk Karangan Ilmiah

1. Karya Tulis : Sifatnya Umum, biasanya merupakan karya ilmiah populer
2. Paper : dibuat berdasarkan kajian pustaka
3. Makalah : dibuat untuk dipresentasikan dalam suatu seminar, pertemuan ilmiah atau simposium/ lokakarya
4. Laporan : dibuat berdasarkan hasil penelitian/ pengamatan
5. Skripsi : merupakan hasil penelitian/hanya kajian pustaka (syarat jenjang S-1)
6. Tesis : merupakan hasil penelitian (jenjang S-2)
7. Disertasi : untuk jenjang S-3/gelar keahlian tertinggi
8. Diktat : tulisan dari dosen yang mengasuh suatu mata kuliah tertentu
9. Jurnal : berisi hasil-hasil penelitian, yang terbit berkala, dari bulanan sampai dengan tahunan
10. Buletin : berisi karangan ilmiah, resensi buku-buku baru, berita acara seminar/lokakarya/pertemuan ilmiah
11. Referant : karya tulis yang berisi pembahasan studi pustaka dan bukan hasil penelitian

B. Karya tulis ilmiah ada 2 macam, yaitu:
1. Tulisan Ilmiah Populer
a. Sasarannya masyarakat umum/awam
b. Kata-katanya sederhana, mudah diidentifikasi dan dipahami
c. Tidak memuat hipotesis
d. Isi dan judul harus informatif dan mudah ditangkap maksudnya
2. Tulisan Ilmiah Murni
a. Fakta obyektif dan bisa dipertanggungjawabkan
b. Kata-katanya mudah dipahami dan diidentifikasi
c. Mengikuti aturan dan bahasa indonesia yang benar
d. Isi karangan singkat, jelas dan padat
e. Hindari kata-kata asing, kecuali memang belum ada terjemahannya
f. Masalah yang diungkapkan harus jelas dan jangan banyak teori

C. Karya tulis ilmiah dapat dilihat dari, Status (siapa yang menulis?) dan Tujuan Subjektif, bisa berupa :
1. Laporan
a. Laporan teknik survei /eksperimen /partisipasi)
b. Laporan penelitian (hasil pengkajian literatur dan pendekatan empiris)
2. Buku teks (text books) buku untuk dipelajari yang isinya kumpulan teori suatu ilmu
3. Kertas kerja
4. Makalah
5. Skripsi
6. Tesis
7. Disertasi

D. Cara penyajian/pemaparan Karya Tulis Ilmiah
1. Naratif : Bentuknya narasi hasilnya kisahan
2. Deskriptif : Bentuknya deskripsi hasilnya uraian
3. Eksposisi : Bentuknya eksposisi hasilnya paparan
4. Argumentasi : Bentuknya argumentasi hasilnya bahasan

E. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Versi Depdiknas Untuk Kenaikan Pangkat


1. Laporan Hasil Penelitian :
A. Bagian Pembuka :
Halaman judul.
Lembar pengesahan.
Kata pengantar.
Daftar isi.
Daftar Lampiran.

B. Bagian Isi :
Bab I Pendahuluan
a. Latar belakang masalah.
b. Rumusan masalah.
c. Tujuan penelitian.
d. Manfaat penelitian.
Bab II Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
a. Pemahasan teori
b. Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
c. Pengajuan hipotesis
Bab III Metodologi penelitian
a. Waktu dan tempat penelitian.
b. Metode dan rancangan penelitian
c. Populasi dan sampel.
d. Instrumen penelitian.
e. Pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian
a. Jabaran varibel penelitian.
b. Hasil penelitian.
c. Pengajuan hipotesis.
d. Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Bab V Kesimpulan dan saran

C. Bagian penunjang
Daftar pustaka.
Lampiran- lampiran antara lain instrument penelitian.

2. Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK):
A. Bagian Pembuka :
Halaman judul.
Lembar pengesahan.
Kata pengantar.
Daftar isi.
Daftar Lampiran.

B. Bagian Isi :
Bab I Pendahuluan
a. Latar belakang masalah.
b. Identifikasi masalah.
c. Pembatasan dan rumusan masalah.
d. Tujuan penelitian.
e. Manfaat hasil penelitian.
Bab II Kajian pustaka
a. Kajian teori.
b. Kajian hasil penelitian.
Bab III Metodologi / Metode penelitian
a. Objek tindakan.
b. Setting/Lokasi/Subjek penelitia.
c. Metode pengumpulan data.
d. Metode analisis data.
e. Cara pengambilan kesimpulan.
Bab IV Hasil Penelitian
a. Gambaran selintas tentang setting.
b. Uraian penelitian secara umum – keseluruhan.
c. Penjelasan per siklus.
d. Proses menganalisa data.
e. Pembahasan dan pengambilan kesimpulan.
Bab V Kesimpulan dan saran
a. Kesimpulan.
b. Saran untuk tindakan lebih lanjut.

C. Bagian penunjang/penutup
Daftar pustaka.
Lampiran- lampiran.

3. Tinjauan/Ulasan Ilmiah Hasil Gagasan Sendiri :
A. Bagian Pendahuluan :
Halaman judul.
Lembar pengesahan.
Kata pengantar.
Daftar isi.
Abstrak.

B. Bagian Isi :
Bab I : Pendahuluan uraian mengenai hal yang dipermasalahkan.
Bab II: Kajian teori dan fakta mengenai hal yang dipermasalahkan.
BabIII: Tinjauan/ulasan.
Bab IV: Kesimpulan.

C. Bagian penunjang :
Daftar pustaka.
Lampiran- lampiran.

4. Buku
A. Bagian Pendahuluan
Kata pengantar
Daftar isi
Penjelasan tujuan buku pelajaran
Petunjuk penggunaan buku
Petunjuk pengerjaan soal latihan

B. Bagian isi
1. Judul bab atau topic isi bahasan
2. Uraian singkat isi pokok bahasan
3. Penjelasan tujuan bab
4. Uraian isi pelajaran
5. Penjelasan teori
6. Sajian contoh
7. Ringkasan isi bab
8. Soal latihan
9. Kunci jawaban soal latihan

C. Bagian penunjang
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran


5. MODUL :
Judul
Pengantar
Petunjuk penggunaan modul
Yujuan umum pembelajaran
Kemampuan prasyarat
Pretest
Tujuan khusus pembelajaran
Isi bahasan
Kegiatan belajar
Rangkuman
Tes
Sumber media yang digunakan
Tes akhir dan umpan balik
Rancangan pengajaran
Daftar pustaka

6. DIKTAT PELAJARAN:
A. Bagian Pendahuluan :
Halaman judul.
Kata pengantar.
Daftar isi.
Penjelasan tujuan diktat pelajaran.

B. Bagian Isi :
- Judul bab atau topik isi bahasan.
- Penjelasan tujuan bab.
- Uraian isi pelajaran.
- Penjelasan teori.
- Sajian contoh.
- Soal latihan.

C. Bagian penunjang :
Daftar pustaka.
Lampiran- lampiran.


Sistematika Laporan Karya Ilmiah
(Secara Umum dari penelitian)
Bagian awal
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (JIKA ADA)
DAFTAR GAMBAR (JIKA ADA)
DAFTAR LAMPIRAN
Bagian inti
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Identifikasi masalah
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
D. Hipotesis (Jika ada)
E. Tujuan penelitian
F. Manfaat hasil penelitian
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian teori
B. Kajian hasil penelitian terdahulu
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek/lokasi/subjek penelitian
B. Metode dan desain penelitian
C. Teknik pengumpulan data
D. Teknik analisis data
BAB IV : PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data penelitian
B. Hasil analisa data
C. Penafsiran hasil analisis data
D. Simpulan pengujian hipotesis (jika ada)
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran


BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam bagian ini, berisi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada obyek yang akan diteliti, tetapi peristiwa-peristiwa itu nampaknya ada penyimpangan dari standar keilmuan (teori). Penyimpangan ini perlu ditunjukkan dengan bukti yang valid. Dengan demikian peneliti perlu menjelaskan secara teoritik mengapa fenomena itu dikatakan masalah dan mengapa penting untuk diteliti. Dalam bagian ini, setelah peneliti menemukan masalah, sumber masalah serta menjelaskan secara teoritik mengapa dikatakan masalah, peneliti perlu menjelaskan secara singkat beberapa konsep atau teori atau temuan penelitian, yang menjelaskan beberapa faktor mengapa masalah itu bisa terjadi. Dari sini peneliti akan menemukan variabel-variabel independen
Identifikasi Masalah
Apabila peristiwa-peristiwa yang terjadi pada obyek yang akan diteliti, jumlahnya banyak, peneliti harus melakukan identifikasi masalah. Dalam bagian ini, semua masalah/peristiwa yang ada pada obyek penelitian harus dikemukakan, baik masalah/peristiwa yang diteliti maupun yang tidak diteliti. Setelah itu peneliti harus melakukan identifikasi masalah/peristiwa yang menunjukkan adanya hubungan masalah/peristiwa satu, dengan masalah/peristiwa lain yang akhirnya menemukan variabel-variabel masalah dalam penelitian
Pembatasan dan Rumusan Masalah
Dalam bagian ini, peneliti harus menjelaskan bahwa karena keterbatasan waktu, tenaga, dan lainnya, maka penelitian sebaiknya dibatasi. Dengan demikian batasan penelitian adalah variabel-variabel dependen yang akan diteliti. Keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari yang diinginkan.
Untuk itu pada bagan ini masalah yang dibatasi perlu dirumuskan secara jelas dalam bentuk rumusan masalah
Hipotesis
Dalam bagian ini peneliti harus mengajukan beberapa hipotesis sebagai solusi masalah. Hipotesis-hipotesis harus didukung dengan referensi yang valid dan akhirnya dengan satu pilihan hipotesis sebagai solusi masalah yang didukung oleh referensi yang valid
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul skripsi yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana), tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian.
Manfaat hasil penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan manfaat atau pentingnya penelitian baik secara teoritis maupun praktis.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Kajian teori
Setiap penelitian bersifat ilmiah. Oleh karena itu setiap penelitian selalu menggunakan teori. Deskripsi teori dalam penelitian adalah teori-teori yang relevan yang menguraikan variabel yang diteliti serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap masalah penelitian dan sebagai dasar dalam penyusunan instrumen penelitian.
Teori yang digunakan dalam penelitian telah teruji kebenarannya secara empiris. Untuk itu diperlukan dukungan telaah pustaka hasil penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang diteliti.
Bahan-bahan telaah pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif.

Kajian hasil penelitian terdahulu
Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Sedangkan prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
subjek /lokasi/ Waktu penelitian
Subyek penelitian disebutkan dengan jelas, operasional, tidak terlalu luas dan dapat dilaksanakan, lokasi/tempat penelitian disebutkan dan kapan penelitian itu dilaksanakan.
Metode dan desain penelitian
Dalam bagan ini bagaimana penelitian itu dilaksanakan, metode/desain/setting penelitian tindakan-tindakan apa yang dilakukan, dan lain-lain.
Teknik pengumpulan data
Dalam bagian ini perlu dituliskan secara jelas teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, yang digunakan untuk merekam kegiatan penelitian. Apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar, dimana fenomena tersebut berlangsung dan disamping itu untuk melengkapi data, diperlukan dokumentasi tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek .

a. Teknik Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud digunakannya wawancara seperti yang telah ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985:266) dalam kutipannya Moleong (2000:135), antara lain adalah (a)menkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebu-latan; (b)merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; (c)memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; (d)memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia; dan atau mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Teknik wawancara ada bermacam-macam jenisnya. Pertama seperti yang kemukakan oleh Patton (1980:197), macam-macam teknik wawancara adalah (a)wawancara pembicaraan informal, (b)pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan (c)wawancara buku terbuka. Kedua tentang macam-macam wawancara yang dikemukakan oleh Guba & Linclon (1981:160-170), yaitu: (a)wawancara oleh tim atau panel, (b)wawancara tertutup dan wawancara terbuka, (c)wawancara riwayat secara lisan dan (d)wawancara terstruktur dan takstruktur.
Sedangkan dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut [1] Wawancara mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa per-tanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus perma-salahan, sehingga dengan wawancara mendalam ini data-data bisa terkumpulkan semaksimal mungkin; [2] Wawancara terbuka, artinya bahwa dalam penelitian ini para sub-yeknya mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan menge-tahui pula apa maksud wawancara itu [3] Wawancara tersetruktur, artinya bahwa dalam penelitian ini, peneliti atau pewancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-perta-nyaan yang akan diajukan. Masing-masing wawancara ditulis dalam lembar rekaman sebagai terlampir dalam laporan penelitian ini.

b. Teknik Observasi
Lincoln dan Guba (1985) seperti yang dikutip Sonhaji, (1997:69) mengklasifikasikan observasi menurut 3 (tiga) cara, yaitu : pertama, pengamat dapat bertindak sebagai seorang partisipan atau non partisipan; kedua, observasi dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran; ketiga, observasi yang menyangkut latar penelitian. Dan dalam penelitian tindakan ini digunakan teknik observasi yang pertama, dimana pengamat bertindak sebagai partisipan.
Setiap observasi memiliki gaya yang berbeda-beda. Salah satu perbedaannya adalah derajat keterlibatan peneliti, baik dengan orang maupun dalam kegiatan yang diamati. Menurut Spradley (1980), terdapat 3 (tiga) derajat keterlibatan yaitu: pertama; tanpa keterlibatan (no invol-vement), kedua; keterlibatan rendah (low involvement), dan ketiga; keterlibatan tinggi (high involvement). Variasi ini tercermin dalam 5 (lima) tingkat partisipasi, yaitu non partisipasi (nonparticipation), patisipasi pasif (passive participation), partisipasi moderat (moderate participation), partisipasi aktif (active participation) dan partisipasi lengkap (complete participation) (Sonhaji, 1997:75). Dalam penelitian tindakan, tingkat partisipasi dalam observasi yang dilaksanakan adalah high involvement (keterlibatan tinggi), yaitu partisipasi aktif (active participation).

Pada observasi partisipan ini, peneliti mengamati aktifitas-aktifitas sehari-hari obyek penelitian, karakteristik fisik situasi sosial dan bagaimana perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di lapangan, jenis observasinya tidak tetap. Hal ini dikatakan oleh Spradley (1980), peneliti mulai dari observasi deskriptif (descriptive observations) secara luas, yaitu berusaha melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi disana. Kemudian, setelah perekaman dan analisis data pertama, peneliti menyempitkan pengumpulan datanya dan mulai melakukan observasi terfokus (focused observations). Dan akhirnya, setelah dilakukan lebih banyak lagi analisis dan observasi yang berulang-ulang di lapangan, peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif (selective observations). Sekalipun demikian, peneliti masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan data. Hasil observasi dalam penelitian ini, dicatat dalam Catatan Lapangan, sebab Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini Moleong (2000:153-154) menegaskan bahwa “peneliti tindakan kelas dapat dikatagorikan penelitian kualitatif yang mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Pada waktu di lapangan dia harus membuat “catatan”.Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, “jantungnya adalah catatan lapangan”. Catatan lapangan pada penelitian ini bersifat deskriptif. Artinya bahwa catatan lapangan ini berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan dan pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan praktek mengajar (al-tarbiyah al-amaliyah li al-tadris) di Pondok Pesantren Modern “Al-Kautsar” Muncar Banyuwangi. Dalam hal ini Moleong (2000:156) menyatakan bahwa bagian deskripitif berisi beberapa hal, diantaranya adalah gambaran diri fisik, rekonstruksi dialog, deskripsi latar fisik, catatan tantang peristiwa khusus, gambaran kegiatan dan perilaku pengamat.
Format rekaman hasil observasi (pengamatan) catatan lapangan dalam penelitian ini menggunakan format rekaman hasil observasi yang dikembangkan oleh Moleong (2000:154) sebagaimana dituangkan dalam laporan penelitian.

c. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. Lincoln dan Guba (1985), mengartikan “rekaman” sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristewa atau memenuhi accounting.
Beberapa contoh rekaman dalam penelitian tindakan kelas adalah adalah : daftar hadir siswa, nilai ulangan harian, daftar pelanggaran dan lain sebagainya . Transkrip dokumentasi ini dapat dilihat dalam laporan penelitian.


Teknik analisis data
Analisa data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematik transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain (Bogdan & Biklen, 1982). Selanjutnya Bogdan dan Biklen menjelaskan bahwa analisis data melibatkan pengerjaan organisasi data, pemilahan menjadi satuan-satuan tertentu, sistesis data, pelacakan pola, penemuan hal-hal yang penting dan dipelajari dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada orang lain. Jadi pekerjaan analisis data dalam penelitian adalah bergerak dari penulisan deskripsi kasar catatan observasi, wawancara dan dokumentasi kegiatan selama penelitian. Dalam penelitian data dianalisis pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data.

Pertama. Analisis Data Selama Pengumpulan Data
Miles dan Huburmen, (1984) menyebutkan bahwa analisis data selama pengumpulan data membawa peneliti mondar-mandir antara berfikir tentang data yang ada dan mengembangkan strategi untuk mengumpulkan data baru yang biasanya yang lebih baik atau sebaliknya; melakukan koreksi terhadap informasi yang kurang jelas dan mengarahkan analisis yang sedang berjalan berkaitan dengan dampak pembangkitan kerja lapangan.
Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam analisis data selama pengumpulan data (dalam PTK) yaitu : lembar rangkuman kontak (contact summary sheet), pembuatan kode-kode, penkodean pola (pattern codding) dan pemberian memo.

Kedua. Analisis Data Setelah Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya. Mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah format yang menyajikan informasi secara sistematik kepada pembaca.
Miles dan Hubermen, (1984), memperkenalkan dua macam format, yaitu yang diagram konteks (context chart) dan matriks. Dalam PTK biasanya peneliti menggunakan format diagram konteks.

BAB IV : PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Deskripsi data penelitian
Hasil analisis data
Dalam bagan ini dialakuan analisis data dengan penjelasan tentang bagaimana analisis dilakukan dengan menyebutkan alasannya.
Penafsiran hasil analisis data
Pembahasan, mengulas hasil analisis dalam bentuk paparan kualitatif, tetapi tetap boleh menggunakan data kuantitatif sebagai pendukung dan bahan untuk memperjelas.
Simpulan pengujian hipotesis (jika ada)

BAB IV : PENUTUP
Kesimpulan
Pada bagian ini, peneliti harus membuat kesimpulan yang merupakan rumusan hasil pembuktian terhadap hipotesis dan atau pencapaian tujuan penelitian. Jadi, kesimpulan dibuat berdasarkan tujuan atau hipotesis yang telah dirumuskan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kesimpulan, yaitu: misal dari PTK adalah sebagai berikut.
1. Aktivitas siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan mereka sendiri cenderung meningkat (mengerjakan LKS, berdiskusi, dan merespon pertanyaan teman)
2. Keterampilan kooperatif siswa selama proses pembelajaran dengan model Konstruktivistik dapat muncul dan sebagian menunjukkan peningkatan.
3. Prestasi belajar IPS pada materi pelajaran mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model konstruktivistik dengan media prangko


Saran
Pada bagian saran ada dua hal yang perlu diungkap, yaitu saran untuk penelitian lebih lanjut dan saran untuk penerapan hasil penelitian. kesimpulan dibuat berdasarkan tujuan atau hipotesis yang telah dirumuskan.

DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini pada prinsipnya referensi-referensi apa saja digunakan/diperlukan baik dalam proses maupun secara teori dalam penelitian berlangsung.

LAMPIRAN
Bagian ini berisikan hal-hal yang dapat mendukung dalam penelitian



PERSYARATAN PENULISAN

Naskah karyanya menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dengan tata bahasa dan ejaan yang disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang mudah dimengerti, tidak menggunakan singkatan seperti tdk, tsb, yg, dgn, dll, sbb.

PENGETIKAN

1. Tata Letak
a. Karya tulis diketik 1.5 spasi pada kertas berukuran A4 (font 12, Times New Roman).
b. Batas pegetikan
 Samping kiri 4 cm
 Samping kanan 3 cm
 Batas atas dan batas bawah masing-masing 3 cm
c. Jarak pengetikan Bab, Sub-bab dan perinciannya:
1) Jarak pengetikan antara Bab,Sub-bab adalah 3 spasi, sub-bab dan kalimat dibawahnya 2 spasi
2) Judul Bab diketik di tengah-tengah dengan huruf besar dan dengan jarak 3 cm dari tepi atas tanpa garis bawah
3) Judul Sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan tendensi 5 (lima) ketukan dan diberi garis bawah
4) Jika masih ada sub judul dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis seperti aturan diatas lalu diikuti oleh kalimat berikutnya

2. Pengetikan Kalimat
Alinea baru diketik sebaris dengan baris diatasnya dengan jarak 2 (dua) spasi

3. Penomoran Halaman
a. Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul, nama/daftar kelompok, kata pengantar dan daftar isi memakai angka romawi kecil dan diketik sebelah kanan bawah ( i, ii, dan seterusnya)
b. Bagian inti sampai dengan bagian penutup memakai angka Arab dan diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1.5 dari tepi atas (1,2,3, dan seterusnya)
c. Nomor halaman pertama dari setiap bab tidak ditulis tetapi diperhitungkan.


DAFTAR PUSTAKA
Adil bin Muhammad Al-Abd, 2010 Melejitkan Potensi Diri,: Elba www.belajarislam.com

Bogdan dan Biklen, 1982. Qualitative Research for Education, An introduction to theory and methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Bogdan, 1972. Participant Observation in Organizational Settings, Syracuse, Syracuse University Press.

Lincoln dan Guba, 1985. Naturalistic Inquiry, Bevery Hills: SAGE Publications, Inc.

Lonfland, 1984. Analyzing Social Setting, A Guide to Qualitative Observation and Analysis, Belmont, Cal: Wadsworth Publishing Company.

Miles dan Hubermen, 1984. Qualitative Data Analysis, A. Sourcebook of New Methods, Beverly Hills, Sage Publications.

Moleong, Lexy, 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Patton, 1980. Qualitative Evaluation Methods, Beverly Hills, Sage Publications.

Sonhaji, Ahmad, KH, 1999. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif, (makalah disampaikan pada Seminar kelas Metode Penelitian Kualitatif Program Pasca UNISMA semester III)

Sonhaji, Ahmad KH, 1997. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (makalah disampaikan pada Seminar Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Program Pasca sarjana IKIP Malang tanggal 9 September 1997).

Spradley, J.P. 1980. Participant Observation, New York: Holt, Rinehart and Winston.

Umi proboyekti, 2009 Sistematika loporan karya ilmiah,Universitas Duta Wacana Jogjakarta

Wijaya Kusuma, 2009 Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank for komentarnya